Jaringan Dasar 3.6 Protokol Pengalamatan

| Selasa, 31 Juli 2018
A. Pengalamatan IP versi 4(IPV4)
     Adalah pengalamatan yang digunakan dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4, dengan panjang 32 bit .dan apabila dihitung secara matematis ,akan dapat memberikan alamat hingga 4 miliar host komputer (4.294.296)di seluruh dunia. perhitungan nya didapatkan dari 256(didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(terdapat 4 oktet). sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang ada di seluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yaitu:
     1. Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.
     2. Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan.
Jenis-jenis alamat :
     1. Alamat Unicast , merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi one-to-one.
     2. Alamat Broadcast , merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
     3. Alamat Multicast , merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Kelas-Kelas IP Address :
   Kelas A
      Alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
   Kelas B
     Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
   Kelas C
     Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
   Kelas D
     Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, namun berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
   Kelas E
     Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
B. Alamat IP versi 6
     Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6.
     Pada IPv6 yang menggunakan skema 128 bit dan direpresentasikan dalam bentuk heksadesimal.
     Pada IPv6 struktur pengalamatannya sudah lain, yaitu menggunakan alamat yang ada di NIC atau WLAN.
     IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.
     Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6
     Alamat IPv6 ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
   1. Alamat Unicast
     Yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
   2. Alamat Anycast
     Alamat ini lebih menunjuk kepada fungsi layanan daripada alamat. Alamat dengan tambahan fitur bahwa router akan selalu merutekan ke tujuan yang terdekat atau lebih tepatnya terbaik sesuai yang telah dikonfigurasikan.
   3. Alamat Multicast
     Seperti halnya pada IPv4 pada IPv6 alamat ini menunjukkan sekumpulan piranti dalam grup multicast. Jadi alamat ini hanya akan muncul sebagai alamat tujuan, tidak akan pernah sebagai alamat asal. Jika paket dikirimkan ke alamat ini maka semua anggota grup akan memprosesnya.
C. Subnetting Classfull
Pengertian Subnetting Classful dan Classless
   1. Classfull
     Classful secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classful dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP berdasarkan kelas". Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4 yang dibagi menjadi kelas A, B, C, D, dan E. Pengalokasian host pada jaringan dengan menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan IGRP, dimana protocol ini tidak mempunyai field untuk menyimpan informasi subnet sehingga informasi-informasi subnet tidak dikirimkan.
     Classfull juga merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas dimana IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas yakni:
    Address kelasA
1 bit pertama IP Address-nya“0”
Address kelas B
2 bit pertama IP Address-nya“10”
Address kelas C
3 bit pertama IP Address-nya“110”
Address kelas D
4 bit pertama IP Address-nya“1110”
Address kelas E
4 bit pertama IP Address-nya“1111”
Kelemahan dari classful routing protocols ialah tak dapat men-suport VLSM.
   2. Classless
     Classless secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak menggunakan kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa mengenal kelas" dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian diikuti dengan variabel panjang prefiks. Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP.
     Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
     Contoh: 192.168.0.0/24
   3. Subnetting
     Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host.
     Jadi semakin banyakjumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan hostbit.
     Subnetting adalah teknik untuk membagi atau memecah atau bahkan untuk memotong blok IP address IPv4 pada kelas A,B, dan C menjadi blok IP address yang lebih kecil. Subnetting juga merupakan pembagian sebuah jaringan ke dalam beberapa subjaringan (sub-network = subnet) yang lebih kecil dimana masing-masing memiliki alamatnya sendiri. Secara umum terdapat beberapa tujuan dari melakukan subnetting, yaitu:
     a. Untuk mengefisienkan jumlah host dalam jaringan kecil dimana jumlah hostnya tidak sampai 254 buah.
     b. Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas jalur data pada jaringan besar yang jumlah hostnya hampir mencapai 254 atau bahkan lebih dengan cara membaginya menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil yang kemudian dihubungkan dengan perangkat router.
     c. Untuk memotong jumlah host yang dapat terhubung ke jaringan dengan alasan keamanan.
     d. CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IPAddress yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR),metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagainetwork prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yangdigunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkanpada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif.Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidakberkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
     Notasi slash seringkali digunakan dalam classless addressing yang dikenal sebagai notasi CIDR (classless inter-domain routing). Sebelumbnya diketahui bahwa mask tersusun atas sejumlah bit 1 diikuti oleh sejumlah bit 0.
     Contoh :
255.255.255.224
atau
11111111 11111111 11111111 11100000
     Di dalam mask tersebut terdapat sebanyak 27 bit 1
     Penulisan alamat dalam notasi CIDR untuk classless addressing ditunjukkan seperti berikut :
A.B.C.D/n
keterangan :
n disebut juga sebagai prefix length
     e. VLSM (Variable Length Subnet Mask)
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jikamenggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local danIP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
     Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasikekurangan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
     Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan, routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol :RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM.
   f. IP Public dan IP Private
     IP Public adalah adalah jenis IP yang saat akan menggunakannya harus diregistrasi (ke badan penyalur IP address tentunya, maksudnya supaya tidak bentrok) karena IP ini dapat berkeliaran di lalu lintas jaringan internet melewati router-routernya.
     IP private adalah jenis IP yang saat akan menggunakannya tidak perlu diregistrasi sebab oleh router (ini semacam penggiring bola di internet) IP jenis ini tidak akan diteruskan kemana-mana.
     Komputer yang menggunakan IP private tidak dikenal di internet sedangkan yang menggunakan IP publik dapat dikenal di internet. Yang termasuk IP private adalah yang masuk dalam kelompok berikut :
10.0.0.1 s/d 10.255.255.254
172.16.0.1 s/d 172.31.255.254
192.168.0.1 s/d 192.168.255.254
D. Network Address Translation (NAT)
     NAT (Network Address Translation) yaitu yaitu proses menggambar alamat pemetaan IP mana perangkat jaringan komputer akan membagikan alamat IP LAN publik sehingga banyak IP Bisa mengakses ke alamat IP publik .
Dengan Perkataan lain, NAT IP address translation alamat IP di LAN Bisa mengakses alamat IP dalam jaringan WAN. NAT menerjemahkan alamat IP untuk Bisa mengakses alamat diinternat host dengan memakai alamat IP publik di jaringan. Tanpa itu (NAT) tidaka mungkin IP di jaringan lokal Bisa mengakses Internet
   1. Fungsi NAT (network Address Translation) di suatu jaringan komputer
     NAT (Network Address Translation) di jaringan komputer berfungsi alamat IP publik sebagai translasi untuk mempunyai IP atau wakil alamat sehingga dengan NAT setiap komputer di LAN Bisa mengakses Internet dengan mudah .
Kita tahu bahwa alamat IP telah mengurangi publik Global ini, dan sehingga penggunaan Dati NAT yaitu sangat efektif dan efisien, terutama dalam alokasi alamat IP
   2. Jenis NAT (Network Address Translation)
dalam jaringan komputer
     ada dua jenis NAT, termasuk:
     DNAT atau destiantion terjemahan alamat jaringan NAT berjalan di rute paket dari IP publik melalui dinding perlindungan untuk host dalam jaringan. DNAT hanya bekerja di atas meja dalam tabel NAT NAT berisi tiga bagian, yang disebut seri, tiga seri termasuk prerouting, POSTROUTING dan output.
SNAT atau jaringan alamat sumber NAT yang bertugas untuk mengubah sumber data terjemahan alamat paket.
   3.Kelebihan dan kekurangan NAT
     Sistem pasti akan ada kelebihan dan kekurangan sehingga untuk memahami kekuatan dan kelemahan sistem kita bisa dengan mudah melihat mengapa kita wajib menggunakannya atau tak memakai, berikut ini yaitu keuntungan dan kerugian dari memakai NAT di jaringan:
   a.Kelebihan NAT (network Address Translation)
     1) Dengan NAT Bisa mengurangi duplikasi alamat IP di jaringan, atau dikenal sebagai alamat IP dari konflik
     2) Dengan NAT akan menghindari pengobatan ulang saat jaringan berubah.
untuk menyimpan IP hukum yang diberikan oleh ISP (Internet Service Provider) kita
untuk melonjakkan fleksibilitas koneksi internet.
   b.kerugian dari NAT (Network Address Translation)
     1) NAT Bisa menyebabkan keterlambatan dalam proses ini, dan ini yaitu di karenakan dikirim data melalui perangkat NAT pertama.
     2) NAT Bisa menyebabkan beberapa aplikasi tak Bisa berjalan normal
     3) Dengan NAT Bisa menghilangkan kemampuan untuk melacak data di karenakan data akan melewati firewall.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲